Minggu, 17 April 2016

Sahabat Membacaku Is Budi



“Sahabat Membacaku Is Budi”

Assalamu’alaikum para pembaca yang budiman, ini adalah lomba menulis pertama yang saya ikuti. Selamat datang di istana goresan tinta saya. Sebelumnya saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama pena saya Aliya ElSyauQi, panggilannya Aliya. Tulisan saya ini, saya buat untuk mengikuti lomba menulis di blog dengan tema “Menulis pengalaman membaca”.

Buku adalah jendela dunia, jendela berbagai macam ilmu pengetahuan. Tempat dimana berbagai macam informasi mengenai pengalaman hidup sesorang (biografi) , sejarah, budaya, dan agama, sosial, ekonomi dll. Buku sudah ada sejak zaman dahulu. Begitu juga dengan kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca sudah ada sejak zaman para Nabi dan Rasul.
Sebagaimana yang dianjurkan oleh rosul kita nabi Muhammad SAW. Ketika menerima wahyu yang pertama kali di bimbing oleh malaikat Jibril yaitu pada saat Nabi Muhammad di suruh mengucapkan kalimat iqra’ yang artinya bacalah. Dengan mengetahui hal ini, kita sebagai umatnya harus bisa membaca. Karena membaca adalah jendela dunia dalam arti dengan membaca kita dapat mengenal apa yang ada dalam dunia. Kita tidak akan tersesat kemanapun kita pergi dan apapun yang kita lakukan dengan memahami arti membaca. (dikutip dari blognya tetangga yaitu http://munawarhabib.blogspot.co.id/2008/10/membaca-buku-sebagai-jendela-dunia.html
itulah sedikit penjelasan buku sebagai jendela dunia yang dapat membuka wawasan kita mengenai segala macam ilmu pengetahuan. Awal aku pertama kali mengenal buku adalah dengan membaca. Dulu saat melihat buku tebal-tebal, aku tidak suka membaca. Karena hal yang sepele seperti itu hanya menghabiskan waktu. Tapi itu tidak benar. Membaca juga dapat membantuku saat dalam situasi genting (darurat). Saat sedang sedih, kalau anak muda zaman sekarang mengatakan “galau”. Aku bisa menghabiskan waktu dengan membaca. Justru yang dapat menghiburku  ketika sedang galau, selain televisi adalah membaca. Saat galau, aku bisa menghabiskan siang malam hanya untuk membaca. Karena dibalik cerita pasti ada hal atau kejadian lucu yang membuatku jadi terhibur. Contoh yang nyata dalam kisahku adalah ketika dulu di Mi disuruh oleh Bu guru untuk membaca buku Bahasa Indonesia mengenai pengalaman Si Budi. Begini ceritanya : Saat mata pelajaran Bahasa Indonesia aku disuruh membaca oleh Bu Guru (namanya lupa) mengenai pengalaman Si Budi, yang berbunyi : “Ini Budi, Budi sedang membaca, Budi senang membantu orang tua.” Dulu aku pernah protes sama Bu guru. Begini protesnya : “Bu kenapa nama tokoh dalam cerita selalu saja menyebutkan nama Budi? Apakah Budi adalah nama pengarangnya bu? Atau pengarangnya ngefans sama Budi bu? Lalu semua murid dalam kelas tertawa dan Bu guru hanya tersenyum geli melihatku. Si Budi dulu sangat terkenal dikalangan para tokoh dalam buku bacaan di sekolah. Hingga sampai sekarang namanya masih terkenang di dalam hati para pembaca. Dan sampai sekarang masih terkenang di hatiku. Saat ini pun setiap kali membaca buku pasti teringat dengan si Budi. Hehe ...
Dulu ketika di Mi, aku memang belum tertarik dengan membaca. Tapi ada satu kisah yang menginspirasi diriku. Waktu kelas 1 Mi, aku pernah tinggal kelas gara-gara belum bisa membaca dan nilaiku juga selalu 0 atau kosong. Ini benar-benar nyata lho. Hampir semua nilaiku kosong. Alhasil pada saat kenaikan kelas, wali kelas tidak bisa membantu. Dan akhirnya aku harus tinggal kelas. Ketika itu aku diberi saran oleh wali kelas untuk lebih banyak membaca. Aku nurut saja. Beberapa bulan kemudian, selama proses belajar. Tibalah saat ujian semester dan setelah itu penerimaan raport. Orang tuaku dipanggil oleh wali kelas, perasaanku tidak karuan dan jantungku berdebar dengan keras. Tiba-tiba ada pengumuman juara di kelas. Aku tidak begitu memperhatikan. Tapi ketika itu aku mendengar namaku dipanggil oleh wali kelas selama beberapa kali. “Rangking 2 adalah aliya rahmawati” begitulah suara yang terdengar olehku. Aku menangis dengan keras, sedangkan ibuku tersenyum melihat tingkahku. Wali kelasku memberi ucapan selamat kepada ibuku. Hari demi hari kulalui dengan membaca dan rajin belajar. Sejak saat itu aku selalu mendapat juara di kelas. Aku bangga dengan hasil perjuanganku karena rajin membaca dan terus belajar. Sampai lulus dari Mi, aku masuk sekolah favorit dan diterima. Alhamdulillah, ternyata pohon yang kutanam selama ini membuahkan hasil. Aku sangat bersyukur karena dengan membaca itulah aku bisa menjadi lebih baik dan lebih pandai.
Sejak saat itu aku mulai menyukai dan tertarik dengan dunia membaca.  Saat di MTs inilah aku mulai merasakan adanya getaran cinta yang membuatku menyukai buku. Getaran cintanya bukan karena si Budi lho, hehe. Tapi karena aku  mulai suka dan hobi membaca berbagai kisah para tokoh besar yang menginspirasiku. Ketika di MTs ada sebuah istana yang megah yang membuatku betah berlama-lama untuk berada di istana tersebut. Dan istana itu terdapat berbagai macam ilmu pengetahuan yang kucari, serta ada tokoh-tokoh besar yang menghuni di setiap lorong-lorongnya. Terdapat ribuah kisah mengenai kehidupan di dalamnya. Dari lahir sampai menjelang kematian. Istana itu adalah perpustakaan. Banyak kisah yang kubaca setiap harinya. Sampai-sampai setiap kali membaca di perpustakaan itu, pasti aku selalu ditemani oleh Fir’aun. Karena aku selalu mojok (duduk di sudut ruangan) di sebelah makam fir’aun yang terbungkus rapi di dinding perpustakaan tempatku duduk. Itu bukan makam beneran, tapi hanya gambar yang secara tidak sengaja terpasang di sudut ruangan itu.  Aku hampir membaca sebagian buku dari perpustakaan itu. Sampai-sampai aku di beri julukan oleh temanku “kutu buku”.
Ketika perpustakaan sedang sepi, kadangkala aku juga berimajinasi masuk menyelami cerita dalam kisah buku yang kubaca dan berimajinasi menjadi pemeran utamanya. Misalnya buku cerita yang mempunyai arti yang mendalam dan berkesan untukku adalah mengenai kisah percintaan dan perjuangan karya Habiburrahman El Shirazy, judul bukunya adalah Pudarnya Pesona Cleopatra. Di dalam novel itu, aku menyelami jalannya cerita dengan berperan menjadi Raihana yang hatinya teriris, tersiksa, perih, dan ada sukanya juga sih. Karena ia menikah dengan orang yang tidak mencintainya dan justru membencinya pada awal pernikahan. Hatiku sakit, remuk dan panas ketika Raihana harus merasakan pedihnya cinta yang ia rasakan. Raihana menikah karena dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Ia memang menyukai orang yang dijodohkan dengannya, tapi  Ia memendam semua yang dirasakannya serta menulis diary yang disimpan dibawah kasur. Raihana baru dicintai suaminya ketika ia sudah meninggal. Sungguh tidak adil ya. Tapi Raihana ini sungguh wanita yang tegar, walaupun suaminya tidak mencintainya sepenuh hati. Dia tetap menjadi istri yang sholihah dan berbakti pada suami. Sosok yang sangat menginspirasi banyak orang. Dari cerita itu aku belajar bahwa “cinta tidak menyadari kedalamannya sampai ada saat perpisahan” (Kahlil Gibran).
Kecintaanku terhadap kegiatan membaca buku berlangsung sampai masa SMA. Selama aku membaca berbagai macam buku ensiklopedi dan buku cerita lainnya. Disitulah aku banyak mendapat ilmu dan hikmah serta pesan-pesan moral yang terkandung dalam jalannya cerita. Aku tidak hanya mendapat motivasi dari buku yang kubaca, tetapi aku juga dapat belajar dari kisah yang dapat dijadikan tauladan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Aku tidak hanya ingin terlibat didalamnya. Tapi aku ingin menjadi pemeran utama dalam ceritaku sendiri untuk dapat menginspirasi semua orang. Dari pengalaman membacaku, aku tidak hanya mendapat ilmu saja, tapi aku mendapat semangat, motivasi, teman, sahabat, hiburan, hikmah dan lain sebagainya.
Seperti layaknya oksigen yang menjadi sumber utama dalam kehidupan setiap makhluk. Membaca itu sangat penting. Para tokoh-tokoh besar yang telah mendunia, namanya besar dan dikenal banyak orang, itu karena pada awalnya ia membaca buku tentang sebuah teori dari tokoh ilmuwan sebelumnya. Lalu mengembangkan teori tersebut. Dan sampai sekarang bisa dikenal oleh seluruh dunia. Contohnya Albert Einstein, Ibnu Sina dll.
Bagiku membaca sudah menjadi suatu kegiatan yang sangat penting untukku. Selain kegiatan yang digunakan untuk mengisi waktu luang, dengan membaca juga bisa menemaniku saat aku sedang galau, sedih, butuh teman untuk dihibur dan lain sebagainya. Dan kembali pada tokoh Budi itulah yang pertama kali mengenalkanku pada dunia membaca. Dan sampai sekarang setiap kali aku membaca, aku teringat dengan Budi. Nama Budi dalam tokoh cerita buku bacaan di SD/MI sudah kuanggap seperti layaknya sahabat yang menemaniku setiap kali aku membaca. Jadi, mulai sekarang membacalah, walau hanya satu atau dua paragraf. Dengan membaca, wawasanmu akan lebih luas.

“Banyak membaca banyak tahu, makin pintar deh”

NB: Lomba ini diikutsertakan dalam lomba menulis di blog Mukhofasalfikri.com dengan tema menulis pengalaman membaca.
Image result for lomba menulis pengalaman membaca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar