“Sahabat Membacaku Is
Budi”
Assalamu’alaikum para pembaca
yang budiman, ini adalah lomba menulis pertama yang saya ikuti. Selamat datang
di istana goresan tinta saya. Sebelumnya saya akan memperkenalkan diri terlebih
dahulu. Nama pena saya Aliya ElSyauQi, panggilannya Aliya. Tulisan saya ini,
saya buat untuk mengikuti lomba menulis di blog dengan tema “Menulis pengalaman
membaca”.
Buku adalah
jendela dunia, jendela berbagai macam ilmu pengetahuan. Tempat dimana berbagai
macam informasi mengenai pengalaman hidup sesorang (biografi) , sejarah,
budaya, dan agama, sosial, ekonomi dll. Buku sudah ada sejak zaman dahulu.
Begitu juga dengan kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca sudah ada sejak zaman
para Nabi dan Rasul.
Sebagaimana
yang dianjurkan oleh rosul kita nabi Muhammad SAW. Ketika menerima wahyu yang
pertama kali di bimbing oleh malaikat Jibril yaitu pada saat Nabi Muhammad di
suruh mengucapkan kalimat iqra’ yang artinya bacalah. Dengan mengetahui hal ini,
kita sebagai umatnya harus bisa membaca. Karena membaca adalah jendela dunia
dalam arti dengan membaca kita dapat mengenal apa yang ada dalam dunia. Kita
tidak akan tersesat kemanapun kita pergi dan apapun yang kita lakukan dengan
memahami arti membaca. (dikutip dari blognya tetangga yaitu http://munawarhabib.blogspot.co.id/2008/10/membaca-buku-sebagai-jendela-dunia.html
itulah sedikit
penjelasan buku sebagai jendela dunia yang dapat membuka wawasan kita mengenai
segala macam ilmu pengetahuan. Awal aku pertama kali mengenal buku adalah
dengan membaca. Dulu saat melihat buku tebal-tebal, aku tidak suka membaca.
Karena hal yang sepele seperti itu hanya menghabiskan waktu. Tapi itu tidak
benar. Membaca juga dapat membantuku saat dalam situasi genting (darurat). Saat
sedang sedih, kalau anak muda zaman sekarang mengatakan “galau”. Aku bisa menghabiskan
waktu dengan membaca. Justru yang dapat menghiburku ketika sedang galau, selain televisi adalah
membaca. Saat galau, aku bisa menghabiskan siang malam hanya untuk membaca.
Karena dibalik cerita pasti ada hal atau kejadian lucu yang membuatku jadi
terhibur. Contoh yang nyata dalam kisahku adalah ketika dulu di Mi disuruh oleh
Bu guru untuk membaca buku Bahasa Indonesia mengenai pengalaman Si Budi. Begini
ceritanya : Saat mata pelajaran Bahasa Indonesia aku disuruh membaca oleh Bu
Guru (namanya lupa) mengenai pengalaman Si Budi, yang berbunyi : “Ini Budi,
Budi sedang membaca, Budi senang membantu orang tua.” Dulu aku pernah protes
sama Bu guru. Begini protesnya : “Bu kenapa nama tokoh dalam cerita selalu saja
menyebutkan nama Budi? Apakah Budi adalah nama pengarangnya bu? Atau
pengarangnya ngefans sama Budi bu? Lalu semua murid dalam kelas tertawa dan Bu
guru hanya tersenyum geli melihatku. Si Budi dulu sangat terkenal dikalangan
para tokoh dalam buku bacaan di sekolah. Hingga sampai sekarang namanya masih
terkenang di dalam hati para pembaca. Dan sampai sekarang masih terkenang di
hatiku. Saat ini pun setiap kali membaca buku pasti teringat dengan si Budi. Hehe
...
Dulu ketika di
Mi, aku memang belum tertarik dengan membaca. Tapi ada satu kisah yang
menginspirasi diriku. Waktu kelas 1 Mi, aku pernah tinggal kelas gara-gara belum
bisa membaca dan nilaiku juga selalu 0 atau kosong. Ini benar-benar nyata lho.
Hampir semua nilaiku kosong. Alhasil pada saat kenaikan kelas, wali kelas tidak
bisa membantu. Dan akhirnya aku harus tinggal kelas. Ketika itu aku diberi
saran oleh wali kelas untuk lebih banyak membaca. Aku nurut saja. Beberapa
bulan kemudian, selama proses belajar. Tibalah saat ujian semester dan setelah
itu penerimaan raport. Orang tuaku dipanggil oleh wali kelas, perasaanku tidak
karuan dan jantungku berdebar dengan keras. Tiba-tiba ada pengumuman juara di
kelas. Aku tidak begitu memperhatikan. Tapi ketika itu aku mendengar namaku
dipanggil oleh wali kelas selama beberapa kali. “Rangking 2 adalah aliya
rahmawati” begitulah suara yang terdengar olehku. Aku menangis dengan keras,
sedangkan ibuku tersenyum melihat tingkahku. Wali kelasku memberi ucapan
selamat kepada ibuku. Hari demi hari kulalui dengan membaca dan rajin belajar.
Sejak saat itu aku selalu mendapat juara di kelas. Aku bangga dengan hasil
perjuanganku karena rajin membaca dan terus belajar. Sampai lulus dari Mi, aku
masuk sekolah favorit dan diterima. Alhamdulillah, ternyata pohon yang kutanam
selama ini membuahkan hasil. Aku sangat bersyukur karena dengan membaca itulah
aku bisa menjadi lebih baik dan lebih pandai.
Sejak saat itu
aku mulai menyukai dan tertarik dengan dunia membaca. Saat di MTs inilah aku mulai merasakan adanya
getaran cinta yang membuatku menyukai buku. Getaran cintanya bukan karena si
Budi lho, hehe. Tapi karena aku mulai
suka dan hobi membaca berbagai kisah para tokoh besar yang menginspirasiku.
Ketika di MTs ada sebuah istana yang megah yang membuatku betah berlama-lama
untuk berada di istana tersebut. Dan istana itu terdapat berbagai macam ilmu
pengetahuan yang kucari, serta ada tokoh-tokoh besar yang menghuni di setiap
lorong-lorongnya. Terdapat ribuah kisah mengenai kehidupan di dalamnya. Dari
lahir sampai menjelang kematian. Istana itu adalah perpustakaan. Banyak kisah
yang kubaca setiap harinya. Sampai-sampai setiap kali membaca di perpustakaan
itu, pasti aku selalu ditemani oleh Fir’aun. Karena aku selalu mojok (duduk di
sudut ruangan) di sebelah makam fir’aun yang terbungkus rapi di dinding
perpustakaan tempatku duduk. Itu bukan makam beneran, tapi hanya gambar yang
secara tidak sengaja terpasang di sudut ruangan itu. Aku hampir membaca sebagian buku dari
perpustakaan itu. Sampai-sampai aku di beri julukan oleh temanku “kutu buku”.
Ketika
perpustakaan sedang sepi, kadangkala aku juga berimajinasi masuk menyelami
cerita dalam kisah buku yang kubaca dan berimajinasi menjadi pemeran utamanya. Misalnya
buku cerita yang mempunyai arti yang mendalam dan berkesan untukku adalah mengenai
kisah percintaan dan perjuangan karya Habiburrahman El Shirazy, judul bukunya
adalah Pudarnya Pesona Cleopatra. Di dalam novel itu, aku menyelami jalannya
cerita dengan berperan menjadi Raihana yang hatinya teriris, tersiksa, perih,
dan ada sukanya juga sih. Karena ia menikah dengan orang yang tidak
mencintainya dan justru membencinya pada awal pernikahan. Hatiku sakit, remuk
dan panas ketika Raihana harus merasakan pedihnya cinta yang ia rasakan.
Raihana menikah karena dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Ia memang menyukai
orang yang dijodohkan dengannya, tapi Ia
memendam semua yang dirasakannya serta menulis diary yang disimpan dibawah
kasur. Raihana baru dicintai suaminya ketika ia sudah meninggal. Sungguh tidak
adil ya. Tapi Raihana ini sungguh wanita yang tegar, walaupun suaminya tidak
mencintainya sepenuh hati. Dia tetap menjadi istri yang sholihah dan berbakti
pada suami. Sosok yang sangat menginspirasi banyak orang. Dari cerita itu aku
belajar bahwa “cinta tidak menyadari kedalamannya sampai ada saat perpisahan”
(Kahlil Gibran).
Kecintaanku
terhadap kegiatan membaca buku berlangsung sampai masa SMA. Selama aku membaca
berbagai macam buku ensiklopedi dan buku cerita lainnya. Disitulah aku banyak
mendapat ilmu dan hikmah serta pesan-pesan moral yang terkandung dalam jalannya
cerita. Aku tidak hanya mendapat motivasi dari buku yang kubaca, tetapi aku
juga dapat belajar dari kisah yang dapat dijadikan tauladan dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Aku tidak hanya ingin terlibat
didalamnya. Tapi aku ingin menjadi pemeran utama dalam ceritaku sendiri untuk
dapat menginspirasi semua orang. Dari pengalaman membacaku, aku tidak hanya
mendapat ilmu saja, tapi aku mendapat semangat, motivasi, teman, sahabat,
hiburan, hikmah dan lain sebagainya.
Seperti
layaknya oksigen yang menjadi sumber utama dalam kehidupan setiap makhluk.
Membaca itu sangat penting. Para tokoh-tokoh besar yang telah mendunia, namanya
besar dan dikenal banyak orang, itu karena pada awalnya ia membaca buku tentang
sebuah teori dari tokoh ilmuwan sebelumnya. Lalu mengembangkan teori tersebut. Dan
sampai sekarang bisa dikenal oleh seluruh dunia. Contohnya Albert Einstein,
Ibnu Sina dll.
Bagiku membaca
sudah menjadi suatu kegiatan yang sangat penting untukku. Selain kegiatan yang
digunakan untuk mengisi waktu luang, dengan membaca juga bisa menemaniku saat
aku sedang galau, sedih, butuh teman untuk dihibur dan lain sebagainya. Dan kembali
pada tokoh Budi itulah yang pertama kali mengenalkanku pada dunia membaca. Dan
sampai sekarang setiap kali aku membaca, aku teringat dengan Budi. Nama Budi
dalam tokoh cerita buku bacaan di SD/MI sudah kuanggap seperti layaknya sahabat
yang menemaniku setiap kali aku membaca. Jadi, mulai sekarang membacalah, walau
hanya satu atau dua paragraf. Dengan membaca, wawasanmu akan lebih luas.
“Banyak
membaca banyak tahu, makin pintar deh”
NB: Lomba ini diikutsertakan dalam lomba menulis di blog Mukhofasalfikri.com dengan tema menulis pengalaman membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar